Covid-19 dan DBD Bisa Menyerang Bersamaan, Dinkes Makassar: Kami Siap Tangani!

Gambar Gravatar
DBD Covid

Makassar, SULSELSEHAT – Kementerian Kesehatan RI mencatat di masa pandemi ini terdapat kurang lebih 68 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.

Di Kota Makassar sendiri, belum ada data real dari pemerintah terkait berapa jumlah masyarakat yang terinfeksi penyakit DBD.

JANGAN LEWATKAN :

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin enggan membeberkan jumlah kasus DBD secara akumulatif selama masa pandemi ini.

Alasannya, kata Naisyah seluruh data persoalan DBD berada di kantor dan dia tidak ingin prediksi berapa jumlah kasus DBD yang terjadi di Kota Makassar.

“Tidak ada datanya sama saya, tetapi ada di kantor, dan saya tidak mau prediksi berapa jumlahnya,” kata Naisyah, Selasa (23/6/2020).

Namun Naisyah menjelaskan di perubahan iklim dan di masa pandemi seperti saat ini, orang bisa saja tertular serta terjangkit kedua virus tersebut.

BACA:  Update Covid-19 : 6.617 Pasien Positif di Sulsel, 135 Kasus Baru

“Orang positif Covid-19 bisa saja juga terjangkit demam berdarah,” jelas Naisyah.

Jika terjadi komplikasi kedua virus tersebut, Dinkes Kota Makassar beserta seluruh perangkat kesehatan, dikatakan Naisyah siap menangani pasien itu.

“Yang pastinya kita siap tangani dua-duanya, karena kalau Covid-nya tertangani otomatis DBD-nya juga tertangani, apalagi kalau DBD kan cuma butuh cairan, otomatis itu,” pungkasnya.

Kasus Meningkat

Sebelumnya diberitakan bahwa kasus DBD di Kota Makassar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Data per Januari – Februari 2020 diketahui sebanyak 65 orang penderita DBD sementara pada tahun 2019 lalu hanya ada 22 kasus pada periode yang sama.

“Terjadi peningkatan signifikan, Januari dan Februari 2020 ada 65 kasus, dan 2019 hanya 22 kasus saja,” ujarnya, Selasa (16/06/2020) silam.

Ia menambahkan bahwa penyakit DBD di Kota Makassar kebanyakan menyerang anak-anak dan remaja, dan paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Manggala.

“Di tahun 2020 ini, Kecamatan Manggala terdapat 18 kasus karena di sana daerah padat penduduk, selain itu DBD (terutama) menyerang anak-anak dan remaja,” tambahnya.

BACA:  Pemerintah akan Fokus Percepat Sistem Layanan Kesehatan Lewat Digitalisasi

Naisyah menambahkan bahwa yang paling rentan terjangkit DBD adalah remaja dan anak-anak. Pasalnya, nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor penyakit DBD kerap menyerang pada pagi hari.

Gejala Demam Berdarah

Demam berdarah (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.

DBD tidak boleh diabaikan dan harus segera mendapat penanganan medis yang tepat.  Sayangnya, gejala penyakit ini seringnya diabaikan dan dianggap sebagai tanda dari penyakit lain.

Berikut beberapa gejala umum dari DBD yang perlu diketahui, sebagaimana dikutip dari Halodoc.com:

(1) Demam Tinggi Mendadak

Pada DBD, demam terjadi secara mendadak dan banyak orang yang tidak tahu perbedaan demam biasa dengan demam yang disebabkan oleh DBD.

Perbedaan yang kontras antara gejala demam berdarah dengan gejala demam lainnya adalah demam DBD bisa mencapai 40 derajat Celsius.

Demam yang terjadi akibat flu dan infeksi dari virus atau bakteri biasanya disertai dengan gejala bersin atau batuk, sedangkan gejala demam pada DBD tidak demikian. Demam pada DBD bisa terjadi selama dua sampai tujuh hari.

BACA:  Update Covid-19 Sinjai: Bertambah Tiga Orang Positif

(2) Nyeri Otot

Setelah gejala demam terjadi, pengidap DBD akan merasakan nyeri pada bagian otot dan sendi. Gejala ini biasanya disertai dengan tubuh menggigil dan berkeringat.

(3) Sakit Kepala Parah Disertai Sakit pada Bagian Belakang Mata

Beberapa jam setelah mengalami demam, gejala selanjutnya yang akan muncul adalah sakit kepala parah. Biasanya, rasa sakit terjadi di sekitar dahi.

Sakit kepala parah juga disertai dengan sakit pada bagian belakang mata. Ini merupakan gejala umum yang sering terjadi.

(4) Mual dan Muntah

Pada beberapa orang, masalah pencernaan juga bisa terjadi, seperti mual dan muntah. Selain itu, bagian perut atau punggung terasa tidak nyaman. Gejala ini bisa terjadi selama dua sampai empat hari.

(5) Kelelahan

Demam disertai nyeri otot dan masalah pencernaan yang terjadi pada pengidap DBD dapat menurunkan nafsu makan. Hal ini tentu menyebabkan tubuh menjadi kelelahan, karena kurangnya asupan makanan dan sistem imun tubuh yang melemah.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT