Gaduh Publik Soal Biaya Pasien Covid-19 Ratusan Juta, Ini Curhatan Ketua PPNI Luwu Timur

Gambar Gravatar
Perawatan Pasien Covid-19
Ilustrasi Perawatan Pasien Covid-19 (Foto: Republika)

SULSELSEHAT – Terkait klaim biaya pasien Covid-19 yang katanya ratusan juta rupiah yang diduga bahkan sebagian dituduhkan sebagai cara RS dan tenaga kesehatan mengambil keuntungan dari pasien Covid-19, berikut nukilan Ketua PPNI Luwu Timur, Muhlis Katili, S.Kep, Ns.

Semoga berkenan dibaca sampai selesai, dan semoga mencerahkan.

JANGAN LEWATKAN :

Oh ya, sebelum lanjut, tarik napas panjang dulu. Biar rileks Ferguso. Kemudian luruskan dan sucikan niat kita. Termasuk saya tentunya.

Kalau sudah rileks dan nyaman perasaannya, baru lanjut baca sampai selesai.

Bismillah,

Besaran biaya klaim pasien yang berobat di RS yang bekerjasa sama dengan BPJS bukan ditentukan oleh pihak RS.

Oleh sebab itu nilai besarannya ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan.

Tentu dasar penentuan tarif dengan asas yang adil.
Tidak merugikan pasien dan tidak merugikan RS.

Walaupun sebenarnya kata rugi disini sulit diukur.

Kalau adil untuk rumah sakit tentu bisa dengan mudah diukur karena biaya dihitung berdasarkan jasa, bahan habis pakai, pemeriksaan penunjang dan obat.

Tapi “untung – rugi” bagi pasien yang sulit ditakar.

Misalkan begini.

Berapa kerugian pasien yang sudah bayar ratusan juta tapi pasiennya selamat?

Bagi saya tidak ada. Karena nyawa tak bisa dinilai dengan materi berapapun.

Dan berapa untungnya pasien, ketika hanya bayar biaya resusitasi beberapa ratusan ribu rupiah saja tapi pasiennya meninggal.

Pun kalau gratis, tidak bisa mengganti kehilangann nyawa orang yang kita cintai

BACA:  Tekan Angka Covid-19, Pemkot Makassar Akan 'Hilangkan' OTG dan ODP

Apapun itu, akan dibuat seadil mungkin, sekemampuan kita manusia tentunya.

Apakah setelah ditetapkan besarannya, lalu pihak RS langsung dengan entengnya main klaim sesuai besaran yang katanya ratusan juta itu?

Tidak Ferguso.

Rumah sakit harus menyertakan dokumen bukti yang valid sebelum mengajukan klaim.

Dokumen kemudian diverifikasi oleh tim verikasi BERLAPIS dan BERJENJANG.

Jika dokumennya valid maka klaim baru bisa diproses.
Dan itu butuh waktu. Ada bahkan sampai tahunan klaimnya belum terbayarkan. makanya banyak RS yang sekarang megap-megap bukan karena kekurangan udara segar tapi kurang dana segar.

Bagaimana kalau tidak valid?

Dikembalikan lagi, diajukan kembali, diverifikasi lagi.
Sampai dinyatakan valid baru dibayar.

Lalu setelah terbayar, selesai urusannya?

Belum Ferguso.

Lembaga pemerintah termasuk KPK ikut mengawasi dana tersebut.

Makanya ada beberapa RS yang kemudian mengembalikan sejumlah uang yang sudah dibayarkan sebelumnya karena terbukti “bermasalah”.

Bahkan ada juga oknum petugas RS yang masuk hotel prodeo karena terbukti melakukan fraud, perbuatan merugikan keuangan negara. Entah disengaja mauoun tidak disengaja. Misalkan karena kesalahan management.

Lalu setelah diklaim, apakah otomatis RS untung dan karyawannya pulang dengan uang segunung?

Untung – Ruginya RS tidak ditentutkan dengan satu pasien yang klaimnya banyak.
Tapi dihitung secara keseluruhan.

Biasanya yang menjadi acuan adalah berapa kunjungan pasien dan berapa tempat tidur terpakai dalam sebulan.
Istilah kerennya BOR (Bed Occupation Rate = jumlah rata-rata tempat tidur terpakai).

Sejauh pengetahuan saya, kalau RS mau kembali biaya operasionalnya BOR nya harus minimal diatas 60%.
Kurang dari itu, RS harus putar kepala untuk bisa melanjutkan operasionalnya. Apalagi kalau pas lebaran begini. Ada biaya lain yang harus diberikan. Salah satunya THR.

BACA:  Pemerintah Perlu Libatkan Tokoh Agama dalam Kampanye Covid-19

Nah sekarang, banyak RS yang BOR nya diangka 30-40%. Bahkan ada yang hanya 20%.

Dan perlu diingat, di RS bukan cuma dokter, perawat, bidan, radiografer, analis yang kontak langsung dengan pasien yang dibayar karena kontak langsunh dengan pasien.

Tidak Ferguso.

Tapi ada cleaning service, ada petugas laundry, ada keamanan, ada yang bagi makanan. Banyak sekali. Dan mereka dibagi dari hasil total penghasilan RS.

Besaran gaji merekapun ditetapkan dan dipantau pemerintah. Bahkan senagian oleh serikat buruh / serikat pekerja.

Jadi begitu Ferguso.

Demikian sedikit yang bisa saya jelaskan terkait tudingan bahwa ada konspirasi RS dan tenaga kesehatan di balik Covid-19 ini.

Saya masih sangat yakin, bahwa tenaga kesehatan kita walaupun tidak semuanya baik, walaupun mungkin belum se sholeh/sholehah Anda, belum sebaik Anda semua, tapi diantara mereka masih banyak yang bekerja dengan nurani mereka. Dengan niat tulus mereka

Masih banyak yang takut sama TuhanNya. Masih banyak yang siang atau malam menangis karena dosa dosanya. Masih banyak yang terus berfikir dan berikhtiar bagaimana bisa membantu dan menyelamatkan banyak nyawa saudaranya.

Mungkin saya belum seperti mereka. Tapi saya kenal banyak sahabat saya, senior saya yang profesi mereka betul betul untuk melayani.

Kami akui kami bukanlah manusia sempurna yang bisa selalu baik dan bisa memuaskan banyak orang. Tapi mohon dengan sangat, jika ada hal yang dianggap tidak sewajarnya, silahkan dikomunikasikan.  Silahkan dicarikan jalan keluar.

BACA:  Gubernur NA: Tambah Kapasitas Tempat Tidur di RS untuk Pasien Covid-19

Jangan karena kesalahan satu orang atau oknum lalu kita mengeneralisir semua RS dan semua tenaga kesehatan.

Demi Allah, jika seandainya ada persekongkolan jahat tenaga kesehatan di balik Cov19 ini, biarlah saya dilaknat Allah tujuh turunan saya sekalipun.

Demi Allah, sumpah ini saya ucapkan atas kecintaan saya kepada orang orang yang saat ini berjuang agar yang sakit bisa selamat.

Mereka yang berjuang karena sedang sakit dan ingin kembali bertemu keluarga tercinta mereka.

Dan untuk semua rakyat Indonesia, saudara sebangsa setanah air saya. Jangan sampai karena urusan makhluk kecil ini membuat hilang jati diri kita sebagai bangsa yang bersatu padu.

Dan jangan sampai karena hal sepele membuat kita tertolak mendapatkan RidhoNYA.

Yaa Robb….
Ampuni kami semua yang lemah ini.
Jangan cerai beraikan Bangsa Kami.
Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa kami.

Yaa Robb…
KepadaMu kami adukan segala kelemahan kami.

Yaa Rob…
Ampuni dosa kami semua.
Tanamkan cinta di dalam hati hati kami.
Cinta karenaMu,
cinta yang berharap wajahMu.

Dari saya, yang mencintai kalian semua, saudaraku sebangsa setanah air.

Muhlis Katili, S.Kep. Ns.
Ketua DPD PPNI Kab. Luwu Timur.
Ketua DPW Perawat Holistic Sul- Sel.
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PPNI Sulsel.

Ana Uhibbukum Fillah.

Semoga segala amal kita diterima dan kelak kita bersua di syurgaNya. Aamiin yaa Robbal ‘alaamiin.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT