IDI Harap Vaksinasi Diutamakan di Wilayah Penyebaran Tertinggi Covid-19

Gambar Gravatar
Vaksin Covid-19
Ilustrasi pemberian vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan.

Makassar, SULSELSEHAT.COM — Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan dukungan penuh atas upaya pemerintah melakukan vaksinasi virus corona atau Covid-19 dalam rangka menekan laju penularan.

Meski demikian dalam proses vaksinasi tersebut beberapa hal menjadi harapan untuk diperhatikan. Salah satunya memperhatikan wilayah dan kelompok yang akan di vaksin.

JANGAN LEWATKAN :

Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran PB IDI dr. Broto Wasisto mengatakan, pihaknya menaruh harapan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diutamakan di wilayah-wilayah dengan penyebaran virus yang tinggi.

“Baiknya memang proses vaksinasi ini diutamakan pada epicentrum-epicentrum mana yang perlu diperhatikan. Misalnya di Kota Jakarta dan Surabaya yang jadi episentrum penyebaran Covid-19 di Pulau Jawa dan daerah lainnya juga begitu,” katanya di sela-sela melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Selasa (12/1/2021).

BACA:  Kemenkes Uji Sel Punca untuk Terapi Pasien Covid-19

Tak hanya itu pihaknya juga meminta agar pemerintah melalui Kemenkes RI untuk tetap waspada jika pada proses vaksinasi ini ada berbagai gerakan anti vaksinasi

dr. Broto menjelaskan, program imunisasi untuk vaksin Covid-19 adalah program ketiga imunisasi yang dilakukan di Indonesia dengan skala besar. Pertama, program vaksin dalam pemberantasan penyakit cacar pada 1972 silam.

“Boleh dikatakan pemberantasan cacar merupakan salah satu puncak keberhasilan dari Kementerian Kesehatan,” jelasnya.

Sejarah kedua adalah pembasmian penyakit Polio pada 1995 hingga 1997 silam. Dengan sejarah ini maka setiap tahun di bulan September, pemerintah melakukan kampanye pekan imunisasi nasional.

“25 juta anak umur 5 sampai 10 tahun divaksin polio dan alhamdulilah penyakit Polio hingga pada tahun 2000 sudah tidak ada lagi. Meski pada 2005 muncul kembali karena importasi polio dari Afrika,” jelas dr. Broto.

BACA:  TGTPP Sulsel Bahas Pemberian Insentif untuk Non Nakes yang Tangani Covid-19

Menurutnya, program imunisasi Covid-19 sekarang adalah program lebih sulit dari dua program vaksin sebelumnya. Sulitnya karena imunisasi akan dilakukan melalui tindakan injeksi vaksin yang harus dilakukan terhadap populasi yang amat besar.

Sementara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program kerja yang akan didorong dalam jangka pendek adalah menyukseskan vaksinasi dan mengatasi pandemi Covid-19.

Ia menyadari bahwa masalah pandemi harus diselesaikan secara bersama-sama, bergotong-royong, dan inklusif dengan membangun gerakan masyarakat.

“Masalah ini terjadi di seluruh dunia, dan hanya akan bisa selesai kalau kita bersama-sama menanganinya. Sehingga memang kebersamaan, kegotong-royongan, inklusifitas bukan eksklusifitas bagaimana kita membangun gerakan masyarakat, itu yang harus menjadi prioritas kita. Dan agar gerakan tersebut terjadi harus ada rasa trust dari seluruh stakeholder,” ungkapnya.

BACA:  Semprot Desinfektan di Area Publik Disebut Tak Efektif Untuk Covid-19

Dirinya pun menyampaikan terimakasihnya atas dukungan IDI yang mendorong agar tenaga kesehatan dapat menerima program vaksinasi Covid-19.

Hal ini dikarenakan tenaga kesehatan sebagai kelompok yang paling berisiko tinggi untuk terkena Covid-19, sehingga mereka harus menjadi kelompok yang terlindungi terlebih dahulu.

“Ucapan terima kasih untuk dukungan program vaksinasi dari IDI sangat membantu dan karena memang vaksin ini untuk melindungi diri, juga melindungi orang-orang terdekat kita,” terangnya.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT