Soal Insentif Nakes Belum Dicairkan, Ini Penjelasan Sekda Maros

Gambar Gravatar
Sekretaris Daerah Kabupaten Maros, Davied Syamsuddin.
Gambar : Sekretaris Daerah Kabupaten Maros, Davied Syamsuddin.

Maros, SULSELSEHAT — Pemerintah Kabupaten Maros akhirnya angkat bicara terkait sejumlah pemberitaan mengenai insentif tenaga kesehatan (nakes) Covid-19 yang belum cair.

Sekda Maros, Davied Syamsuddin menjelaskan bahwa pos anggaran untuk tenaga kesehatan itu ada dua, yakni melalui Biaya Tidak Terduga (BTT) untuk yang bertugas di Hotel Harper, dan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang akan disalurkan ke 2 rumah sakit dan 14 puskesmas se-Kabupaten Maros.

JANGAN LEWATKAN :

“Jadi kami menunggu penghitungan dari pusat dulu terkait pembagian BTT ini. Karena jangan sampai nanti kami sudah bayarkan, ternyata ada edaran lain, karena yang berhak menentukan jumlahnya itu pusat,” ungkapnya, Jumat (3/7/2020).

Davied juga mengungkap bahwa pihaknya telah mengajukan anggaran ke Kementerian Kesehatan sebesar Rp 1,3 miliar untuk dua rumah sakit dan empat belas puskesmas.

“Saya tadi sudah berkordinasi dengan Pak Bupati, dan kami akan cairkan secepatnya,” tuturnya.

BACA:  Program Wisata Covid-19 Sulsel Bantu Peningkatan Kesembuhan Nakes

Kalau mengenai alasan hanya ada satu dokter yang bertugas di Hotel Harper, Davied mengatakan bahwa pihaknya kesulitan mendapat dokter relawan untuk ditugaskan disana.

“Akan ditarik kembali, dan ia mengaku slaah atas kejadian ini, tidak ada relawan yang bersedia, karena kemarin hanya dua yang bersedia, tapi yang satu ke jakarta. Untuk selanjutnya kami sudah ada yang siap,” tutupnya

Sejak bertugas pada akhir Maret 2020, tenaga kesehatan di Kabupaten Maros belum menerima insentif.

Padahal sejak April 2020 kemarin, Pemerintah Kabupaten Maros telah menganggarkan sebanyak Rp 2 miliar untuk insentif 400-an nakes. Namun hingga saat ini janji tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka.

Salah satu dokter dari Maros yang bertugas menangani pasien positif Covid-19 di Hotel Harper Makassar, dr Sugih Wibowo mengaku kecewa lantaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Maros terkesan mengabaikan nasib mereka.

BACA:  Pastikan Pemberian Vaksin Covid-19 Aman, Pemerintah Siapkan Roadmap Vaksinasi

“Yang membuat saya kecewa itu bukan hanya soal uang harian yang dijanjikan Rp 200 perhari ke saya. Tapi juga soal penugasan saya seorang diri di sini. Bayangkan, saya sendirian dokter bersama 3 perawat menangani 190 pasien,” ujar dr Sugih Wibowo, Rabu (01/07) lalu.

Namun karena merasa terpanggil, dr Sugih Wibowo pun tetap mengajukan dirinya untuk bertugas di awal masa pandemi ini.

“Kalau mau hitung-hitungan, jelas itu tidak sebanding. Tapi awalnya memang saya merasa terpanggil sebagai dokter. Jadi memang sayalah yang mengajukan diri untuk ditugaskan ke sana. Padahal ini kan jelas berisiko,” jelasnya.

Walaupun dari ratusan pasien yang ia tangani itu masuk dalam status Orang Tanpa Gelaja (OTG). Tapi menurutnya perlakuannya tetap sama dengan pasien positif yang harus diawasi selama 24 jam.

Hanya saja yang ia permasalahkan adalah, mengapa pihak Dinkes tidak mau menugaskan dokter lain dari Maros untuk membantunya. Sementara di tempat isolasi lain, dokter bertugas secara bergantian.

BACA:  Bupati Barru: Jangan Persulit Warga Dapatkan Suket Bebas Covid-19

“Saya tidak habis pikir, padahal kan banyak dokter di Maros, ini seolah saya dikorbankan. Alasan mereka takut kalau ada klaster baru, sementara di hotel lain itu dokternya bisa sampai 3 orang, dan shift-shift,” pungkasnya.

dr Sugih Wibowo mengaku terkadang harus menahan rasa rindu dengan istri dan anaknya yang masih berumur 3 bulan. Karena selama ditugaskan dr Sugih mengaku hanya bisa menemui keluarga selama beberapa jam saja.

“Anak saya masih bayi, kalau saya rindu terkadang saya hanya bisa menangis, tapi saya harus tetap profesional, di hadapan pasien kami para petugas medis, harus terlihat tegar,” jelasnya.

Dr Sugih sendiri telah bertugas sejak 25 Mei 2020, dan sudah mendapatkan 3 kali surat tugas sebagai penanggung jawab di Hotel Harper.

Dirinya berharap agar surat tugas selanjutnya sudah tidak ada lagi. Ia sudah jenuh karena banyak hal yang dari awal tidak sesuai yang dijanjikan.

Baca berita terbaru SulselSehat langsung di email Anda, klik di sini untuk daftar gratis. Jangan lupa ikuti kami melalui Facebook @sulselsehatcom. Mau terbitkan rilis berita atau artikel opini di SulselSehat? Kirim ke email: redaksisulselsehat@gmail.com.

INFORMASI TERKAIT